ILMU AGAMA DAN ILMU DUNIA
“Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh,” sebuah pernyataan dari seorang Ilmuwan Albert Einstein yang meyakini bahwa ilmu dan agama harus berjalan selaras karena kehadiran keduanya saling menggenapi agar manusia dapat hidup dengan sebenar-benarnya.
Dalam konteks ini mempelajari ilmu dunia dan ilmu agama seyogyanya harus berjalan seirama sebagai wujud sikap rendah hati serta kepatuhan kita sebagai mahluk ciptaan Allah SWT karena sesungguhnya Allah SWT menciptakan dunia dan seisinya tanpa sebuah kesia-sian. Ada pembelajaran di dalamnya. Allah SWT telah menciptakan ilmu pengetahuan tak terbatas yang bisa disibak oleh manusia tentu dengan cara mempelajarinya.
Sejatinya ilmu pengetahuan tentang dunia yang meliputi alam semesta, ilmu tentang hubungan antarmanusia serta mahluk lain bahkan tentang kehidupan yang tak kasat mata oleh manusia (kecuali manusia dengan kekhususan yang diberikan oleh Allah SWT) serta kehidupan akhirat bermuara pada ilmu agama yang telah dituangkan dalam Kitab Suci Al-Qur’an maupun hadist.
Ketika ilmu dunia mempertanyakan suatu fenomena, kerap jika kita telusuri jawaban atas pertanyaan tersebut sesungguhnya sudah ada di dalam Kitab Suci. Tak dapat dipungkiri jika bahasa-bahasa dalam Al-Qur’an terkadang bukan bahasa yang gamblang yang mudahi dimengerti dalam satu kali baca.
“Iqro” sebagai kewajiban muslim tidak hanya diartikan sederhana hanya sebagai kemampuan membaca tapi lebih dalam artinya yakni kemampuan untuk mempelajari, memahami, membedah bahkan mengkritisi apa-apa yang telah disampaikan oleh Allah SWT dalam Kitab Sucinya. Bukankan dalam ayat-ayat Al-Qur’an Allah SWT telah banyak menyerukan manusia untuk selalu berpikir?
Ketajaman berpikir dapat diasah tentulah dengan banyak mempelajari ilmu. Pelajari ilmu-ilmu dunia dan agama baik dari buku-buku, komunitas, guru, internet tentu yang telah teruji keabsahan isinya atau bahasa saat ini pelajari ilmu yang benar yang bukan hoax.
Seseorang yang telah sampai tahap mempelajari banyak ilmu dengan benar sering malah merasa dirinya tidak tahu apa-apa karena menyadari bahwa sesungguhnya ilmu pengetahuan sangatlah luas seolah tanpa batas hingga meyakini betapa besarnya kekuasaan Sang Pencipta ilmu.
Kemajuan suatu peradaban dapat terjadi karena adanya keharmonisan kaum cendikiawan, ulama dan pemimpin atau bahkan karena adanya kesholehan dari kaum cendikiawan itu sendiri. Kita bisa bayangkan bagaimana jadinya dunia jika diisi dengan manusia-manusia berpengetahuan dan karena pengetahuannya ia tunduk, merendah dihadapan Maha Pemberi Ilmu.
Sungguh tujuan kita menjadi manusia tidak hanya berpikir tentang surga dan neraka, namun upaya menuju kesana adalah tentang kemampuan kita menyelami dan mau memahami ilmu pengetahuan dengan baik sehingga ilmu yang kita punya bermanfaat untuk manusia bahkan alam semesta.
Sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat bagi sesama. Isilah waktu dalam hidup dengan keseimbangan mempelajari ilmu agama dan ilmu dunia.
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (Hadits Riwayat ath_Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath, juz. 58, dari Jabir bin Abdullah r.a. Dishahihkan Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam kitab: As-Silsilah Ash-Shahihah)
Penerapan Keseimbangan Ilmu Agama dan llmu Dunia Era Milenial
Dunia memang hanyalah persinggahan sementara, dan kekekalan ada di akhirat. Namun demikian bukan berarti kita hanya sekedar duduk diam di dalam masjid atau hanya mengikuti kajian tanpa berbuat sesuatu yang nyata untuk sekitar.
Bangkitlah, tunjukan bahwa Islam menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Sungguhpun dunia tidak diciptakan dengan kesia-siaan. Kita ditugaskan menjadi khalifah dan selalu diingatkan untuk bisa menjadi manfaat bagi orang lain. Banyak hal yang harus kita pelajari, banyak hal yang harus kita kaji.
Jika surga adalah sebuah tujuan, maka dunia adalah jalannya. Tempa diri menjadi muslim yang tidak hanya pandai membaca Al-Qur’an, tetapi juga memahami penerapannya. Pelajari ilmu-ilmu nisbi untuk menunjang dan menyibak pengetahuan dalam Al-Qur’an karena Al-Qur’an bisa menjadi sumber referensi terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di dunia.
Banyak hal yang bisa umat muslim lakukan saat ini dalam menerapkan ilmu agama dan ilmu dunia secara seimbang, seperti :
- Pelajari matematika dengan benar dan jadilah ahli seperti akuntan, insinyur, ahli statistika dan profesi lain yang membutuhkan ketrampilan menganalisa perhitungan namun jangan lupa untuk memperdalam ilmu zakat. Terapkan perhitungan matematika untuk membantu orang lain memperhitungkan pembayaran zakat dengan lebih mudah.
- Pelajari ilmu biologi dengan benar dan jadilah dokter atau tenaga kesehatan yang rela dan ikhlas turun ke daerah terpencil untuk membantu masyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan. Bangun yayasan atau gerakan donasi untuk memfasilitasi perbaikan di bidang kesehatan.
- Pelajari ilmu teknik dengan baik dan jadilah insinyur, ciptakan teknologi-teknologi yang relevan serta bermanfaat untuk kemaslahatan umat, seperti yang saat ini telah ada, misal terciptanya pesawat, televisi, telepon genggam dan lain-lain. Pergunakan teknologi ini untuk mempermudah syiar islami serta kabarkan berita baik tentang Islam hingga ke seluruh dunia.
- Pelajari ilmu kuliner dengan baik dan jadilah ahli. Buat resep masakan halal atau buka kerjasama dengan berbagai pihak culinary untuk membuat pasokan bahan/masakan atau brand franchise halal hingga ke seluruh negara di dunia.
- Pelajari ilmu komunikasi dan jadilah komunikator handal. Buat konten Youtube atau konten creator lain yang mengabarkan hal-hal yang menggugah kebaikan umat dan kebaikan Islam.
- Pelajari ilmu olahraga dengan baik dan jadilah olahragawan yang menjadi insprasi jutaan umat untuk gaya hidup sehat dan tunjukkan bahwa Islam peduli dengan kebugaran.
- Pelajari ilmu parenting, asuh anak-anak kita menjadi anak-anak kreatif, berani mengeksplor bakat namun tetap ajarkan budi pekerti dan sopan santun menurut kaidah budaya dan Islam.
- Pelajari ilmu bahasa, buatlah karya atau buku yang mengunggah dan membangun untuk kaum muslim bahkan bisa menjadi referensi bagi seluruh masyarakat dunia.
- Pelajari ilmu hukum dengan benar jadilah ahli hukum yang dapat membawa keadilan dan ketenangan hukum bagi masyarakat.
- Pelajari ilmu eksak dengan benar dan jadilah ilmuwan. Jadilah peneliti yang memikirkan suatu penemuan untuk kebaikan umat di dunia.
Begitu banyak yang dapat dilakukan umat muslim di zaman milenial saat ini. Tidak dapat kita sangkal kebanyakan penemuan saat ini dilakukan oleh kaum non-muslim, padahal di zaman lampau banyak cendikiawan muslim yang menjadi inspirasi bagi penemu-penemu di negara barat.
Jika saat ini banyak yang berlomba menjadi penghapal Al-Qur’an, selaraskan dengan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Jika tujuan akhir perjalanan hidup ini adalah tentang surga dan ridho Allah SWT, berbuatlah banyak hal yang baik untuk duniamu.
”jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR Bukhori dan Muslim)
It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here